Penulis pertama kali membeli saham itu tahun 2019, memang pada saat itu lagi booming nabung saham, saham yang pertama kali dibeli adalah saham SRIL, Sri Rezeki Isman. Penulis berpendapat saham tersebut bagus dan yang paling penting murah, hmmm kayaknya dulu harganya Rp 300 per lembar saja, gak hanya satu saham, penulis juga membeli saham Alfamart, Telkom, Unilever, Sido dan saham-saham lainnya. Penulis lupa sih ya. Hahahaha.
Penulis membeli melalui broker saham, namanya Ipotfund, nah ini kalau pembaca ingin beli saham maka harus mencari broker saham terlebih dahulu. Sebelumnya penulis sudah daftar Ipotfund, cuma untuk reksa dana saja. Penulis menghubungi Cs nya, apakah bisa membeli saham dengan Ipotfund yang awalnya untuk Reksadana?, Jawabannya Iya bisa. Woooow.
Untuk Memulai beli saham penulis diharuskan meng-install aplikasi Ipotfund, setelah itu baru bisa membeli saham. Ups ada yang kelupaan, tentunya penulis diharuskan deposit dana sesuai yang dibutuhkan untuk membeli saham. Hmmm waktu itu total deposit mencapai Rp 2 juta sih ya. Nanti pembeli saham akan diberikan yang namanya tabungan RDN (Rekening Dana Nasabah), Penulis sudah punya ini karena pernah digunakan untuk membeli Reksadana, penulisa menggunakan RDN BCA, apakah kita bisa memlih RDN sesuka hati, penulis kurang tahu, mungkin lain waktu penulis akan menanyakan hal ini kepada CS Ipotfund.
Sayannya kondisi tahun 2019 itu kurang bagus, apalagi kalau bukan perselisihan Amerika dan China masalah perang dagang, Semua negara mengalami dampaknya tak terkecuali dengan Indonesia, padahal Pemerintahan pak Jokowi banyak mengeluarkan kebijakan yang mendukung perekonomian negara, yang sebetulnya bikin bursa saham Indonesia hijau alias untung. Waktu perang dagang memang masih bisa ditahan sih ya, tapi lebih cenderung menurun.
O iya, penulis sebetulnya ga sembarang beli-beli saham juga, penulis menggunakan tool gratisan seperti Investing.com. Pertama penulis memasukkan nama-nama emiten yang menurut penulis saham menarik, kebanyakan penulis memasukkan nama-nama emiten yang sudah familiar di telingan penulis seperti Unilever, Telkom, Sido muncul dan Alfamart, kemudian penulis susun berdasarkan YTD Year To Date, penulis lihat grafiknya apakah naik, menurun atau naik turun, penulis juga memperhatikan keuntungan dalam 3 tahun terakhir. Sebenarnya untuk membeli saham tidak sesedarhana lihar grafik gitu ya, masih banyak faktor lainnya.
Tadi sudah diceritakan bagaimana kondisi perekonomian baik dalam dan luar negeri gak begitu bagus, puncaknya pas virus corona menyebar, dah itu langsung turun semua saham, yang tadinya karena perang dagang sekarang malah ketiban virus, ibaratnya sudah jatuh tertimpa tangga. memang yang lebih mengerikan ini ya virus corona, semua orang gak boleh keluar, tidak boleh berkumpul dan lain0lain, itu pas hari pertama corona. Ya sudah, Portofolia saham penulis banyak mengalami kerugian, kalau gak salah ingat hampir 20% langsung penulis cut loss.
Yang ingin penulis sampaikan adalah saham tidak melulu tentang keuntungan tapi cut loss jika terjadi sesuatu yang sanat buruk guna menkan kerugian, kadang-kadang masih ada yang menahan kerugian mencapai 50%, dengan harapan harga saham naik lagi, ya memang benar sih memang naik lagi, karena tahun 2021 saham banyak yang naik karena faktor vaksin yang diklaim ampuh melawan corona, tapi untuk balik modal masih lama. Sekian pengalaman penulis membeli saham pertama kali. Semoga bermanfaat.